Minggu, 02 Oktober 2016

contoh transkip konseling

Nama               : Dewi Mustika Fani
NRP                : 14.04.222
Kelas               : 2 J

IDENTITAS KLIEN
Nama                           : D
Umur                           : 15 Tahun
Jenis Kelamin              :Perempuan

DESKRIPSI MASALAH
D adalah siswi SMP yang memiliki masalah stress menghadapi UN dan masuk SMA impiannya. D memiliki nilai rapot yang pas-pasan. D merasa gelisah, bingung, stress, tertekan dan murung. D bingung harus berbuat apa. Untuk memecahkan masalahnya, ia memutuskan untuk berkonsultasi dengan pekerja sosial.
TAHAP AWAL
Sebelumnya klien sudah melakukan kontrak dengan pekerja sosial untuk bertemu.
Dialog
Ketrampilan
Klien   : “ Assalamu’alaikum” (dengan mengetuk pintu).
PS        : “ Wa’alaikumsalam ( menghampiri sambil berjabat jangan) silahkan duduk, senang bertemu dengan anda.”
Klien   : “ Iya, terima kasih bu.”
PS        : “ Dengan Mba…”
Klien   : “ Saya Dela.”
PS        :” Oh iya mba Dela. Mba Dela bisa panggil saya Dewi.
Baru pulang sekolah? Tadi naik apa?”
Klien   : “ Iya, naik angkot.”
PS        : “ Tadi kena macet?”
Klien   :” Biasa bu.”
PS        :” Iya, maklum bandung kalo g macet kurang ada sensasinya ( sambil tersenyum). Gimana kabar hari ini?
Klien   : “ Baik bu.”
Small talk
PS        : “Syukurlah, tapi sepertinya ada yang mengganggu pikiran mba dela. Kenapa? Mungkin ada yang bisa saya bantu.
Klien   : “ Iya bu. Sebenarnya saya ada masalah. Saya tidak tau harus bagaimana.”
Pertanyaan terbuka

TAHAP INTI
Dialog
Ketrampilan


PS        : masalah apa? mba dela bisa menceritakan apa yang mengganjal di hati mba dela. Mba dela tidak perlu takut, insyaallah saya akan membantu mba dela dan siap mendengarkan mba dela.”
Klien : “ Jadi begini bu, saya ini merasa khawatir menghadapi UN ditambah saya takut tidak diterima di SMA impian saya”.
Relationship skill


PS        : “ (mengangguk-angguk), apakah kamu mengalami kesulitan terhadap mata pelajaran yang diujikan?”
Klien   : “ Iya bu, dari 4 mapel yang diujikan, 3 diantaranya belum saya kuasai. Seperti matematika, b. inggris, dan ipa. B.Indonesia juga gampang-gampang susah”.
PS        :” Dari ketiganya bisa dijelaskan kesulitannya seperti apa?”
Klien   :” Iya bu, pertama b.inggris masih banyak kosakata yang belum saya kuasai sehingga untuk mengerjakan menjadi sulit. Sedangkan matematika dan ipa saya belum hafal rumusnya.”
PS        : “ Apakah bapak/ibu guru tidak jelas dalam menerangkan?”
Klien   : “ Lumayan si, tapi sayanya yang susah memahami.”
PS        : “ Oh begitu, bagaimana dengan teman yang lainnya?
Klien   : “ Ada yang iya, ada yang ga. Saya tidak peduli dengan teman saya.”
PS        : “ Kenapa mba dela tidak suka membahas teman-temannya?
Klien   : “ tidak papa.”

Pertanyaan Terbuka






Directing skill/ mengarahkan






Pertanyaan terbuka








PS        : Jika ada yang mengganjal, ceritakan saja, agar ibu tau apa yang mba dela rasakan.”
Klien   : (termenung) “ Saya punya teman kelas, dia pernah ngejek saya katanya saya ga bakal diterima di sma 1, nilai rapot aja pas-pasan, ga mencapai kriteria itu.”

Ekplorasi



” mba dela merasa kesal dengan teman itu?” 
Klien   : ” Iya, dia ngomong di depan anak-anak.”
PS        : “Memang terkadang kita dibuat kesal teman kita karena perilakunya yang kurang baik. (Memberi nasihat). saya mengerti perasaan mba dela.”
PS        : “ Lalu,bagaimana belajarnya ketika di rumah? berapa lama?”
Klien   : “ Tidak tentu bu, ditambah tidak ada yang membantu belajar saya di rumah, jadi males belajar bu. Saya mendingan belajar b. Indonesia aja”.
PS        : “ Jadi kamu menghindari mata pelajaran yang susah itu?”
Klien   : “ iya si bu…”

Menyimpulkan sementara




Empati

Pertanyaan terbuka





Paraphrase


PS        : “ Bukankah seharusnya mba Dela lebih ekstra belajarnya?”
Klien   : (diam).
PS        : “ Saya mengerti perasaan mba Dela. Mba Dela kehilangan semangat belajar karena ketidaktahuan dan tidak adanya yang membimbing, sedangkan guru di kelas tidak fokus hanya kepada mba dela.”
Klien   : “ iya bu, saya harus bagaimana?”
PS        : “ Masalah itu bukan untuk dihindari. Walaupun kamu tidak menyukai pelajaran itu, tetapi bagaimanapun kamu tetap akan menghadapinya bukan? Semakin dihindari hanya akan mempersulit kamu di UN nanti. Mba Dela tau?
Klien   : “ iya.”
PS        : “ Lalu mba dela tau apa yang harus mba lakukan?”
Klien   : “ Saya harus menghadapinya.”
PS        : “Dengan cara apa?”
Klien   : “ Belajar lebih dari biasanya.Tapi bagaimana saya melawan rasa malas dan juga ketika saya tidak tau jawaban yang benar?”




Empati





Memberi saran


PS        : “Untuk melawan rasa malas, mba dela ingat dengan teman mba dela yang pernah mengejek nilai rapot mba? Jadikan itu motivasi. Tunjukan padanya bahwa di UN nanti nilai kamu bisa lebih baik dari dia. Dia tidak pantas mengejekmu. Lalu bagaimana ketika kamu tidak tau jawaban yang benar? Bisa dimulai dengan mengulang kembali,mempelajari soal-soal yang sudah di bahas di kelas. Jangan menunda-nunda. Pastikan ketika guru membahas soal, minimal kamu paham. Kalau misalnya kamu tidak hafal rumus yang penting kamu tau dulu rumus itu digunakan untuk jenis soal yang bagaimana. ”
Klien   : “ Tapi UN tidak lama lagi.”
PS        : “ Tidak ada kata terlambat. Sebenarnya kamu sudah memulainya sejak jauh hari hanya saja cara belajarnya yang harus diperbaiki dari sebelumnya.
Klien   : iya bu, ohya bagaimana dengan pendaftaran SMA saya? Bagaimana jika saya tidak diterima?”
PS        : “ Sebelumnya untuk teknik pendaftaran sendiri bagaimana? Melalui test, rapot, atau apa?
Klien   : “ Seleksi rapot”
PS        : “ Mba dela tidak perlu khawatir, seleksi rapot berati kan kamu tidak terbebani untuk belajar mengikuti test masuk. Yang perlu dilakukan sekarang adalah menunggu hasilnya. Kamu sudah mendaftarkan diri?”
Klien   : “ Sudah bu.”

Memberi saran


PS        : “ Jadi jangan terlalu dipikirkan, lebih baik fokus pada UN.”
Klien   : “ Tapi nilai rapot saya pas-pasan.”
PS        : “ Memang di sma itu ditentukan nilai minimal masuk/kriterianya?”
Klien   : “ Tidak bu”.
PS        : “ Kalau begitu mba dela yakin saja. Itu kan hasil usaha yang dilakukan dari kelas 1 sampai kelas 3. Percayalah tidak ada hasil yang mengingkari usaha. Usaha kan sudah, berate tinggal berdoa.”
Klien   : “ Iya bu.”
PS        :” Apakah mba dela sudah mengerti?”
Klien   :” Mengangguk”.

Memberi dukungan



 TAHAP PENGAKHIRAN
Dialog
Ketrampilan
PS : “ Tidak terasa ya, waktu kita hari ini hamper habis.”
Klien : “ iya bu.”
PS        : “ Bagaimana perasaannya sekarang? Apakah masih ada yang mengganjal?”
Klien   : “ Tidak bu, saya merasa lega, seperti terangkat beban pikiran saya selama ini, yang penting sekarang saya tau apa yang harus saya lakukan sekarang.”
PS        : “ Bagus sekali, saya senang mendengarnya. Untuk memanfaatkan waktu yang tersedia,bisakah mba Dela menyimpulkan pertemuan pada hari ini?”
Klien   : “oh iya bu, Saya tidak boleh menghindari pelajaran yang tidak saya sukai. Saya justru harus belajar lebih giat, karena semakin menghindari tidak akan memberi solus malah membuat saya semakin tidak tau. Saya juga tidak perlu begitu kepikiran tentang diterimanya di SMA. Sekarang yang terpenting memikirkan UN dulu”.
PS        : “ Tepat sekali, harus yakin dan semangat ya.”
Klien   : “Ibu, terima kasih banyak. Saya pamit pulang dulu y? assalamu’alaikum.”
PS        : “ oh iya,wa’alaikumsalam. hati-hati dijalan.”











Memberi dukungan



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

analisis program Rabu Nyunda Kota Bandung

I.                    KEBIJAKAN MENGENAI RABU NYUNDA a.        Deskripsi Singkat Tentang Rabu Nyunda Rebo nyunda merupakan hari di man...