ANALISIS
KASUS
A. Deskripsi
Tia (Nama Samaran, 35 tahun) adalah
seorang ibu dengan 3 anaknya. Anak pertama berusia 8 tahun bernama D, anak
kedua berusia 4 tahun bernama S, dan saat ini sedang mengandung usia 8 bulan
untuk calon anak ketiganya. Tia merupakan istri kedua dari pernikahan sirih.
Status pernikahan yang tidak jelas membuat 2 anak dan calon bayinya menderita.
Awal pertemuan dengan suaminya ketika
mereka bekerja dalam satu perusahaan. Sang suami (sebut saja Anton) sebagai
supervisor dan Tia adalah bawahannya. Seiring berjalannya waktu hubungan mereka
semakin dekat dan mereka menjalin hubungan pacaran hingga 2 tahun lamanya.
Hubungan mereka bisa dibilang tersembunyi atau backstreet dengan alasan tidak enak dengan teman sekantor. Tanpa
sepengetahuan Tia ternyata Anton sudah beristri. Semakin dekat hubungan mereka
bahkan mereka sudah tinggal bersama seperti sepasang suami istri dan saat ini
Tia sedang hamil. Tia berulangkali meminta Anton menikahinya, tetapi Anton
selalu menolak dan mencari alasan. Suatu ketika datang seorang wanita dengan
membawa anaknya melabrak Tia, ternyata wanita itu adalah istri Anton. Hal itu
membuat Tia syok dan kecewa. Setelah insiden tersebut akhirnya Anton mengakui
dirinya sudah punya istri dan anak,tetapi dia sangat mencintai Tia, singkat
cerita Tia akhirnya dinikahi sirih oleh Anton tanpa restu istri pertamanya.
Tia berhenti dari pekerjaannya karena
sudah hamil besar, tak lama kemudian Anton dipecat dari kantornya dan diusir
oleh istri pertamanya. Anton saat ini menjadi pengangguran dan tidak punya
tempat tinggal. Ia sering menginap di rumah Tia sampai akhirnya Tia hamil dan
melahirkan anak kedua. Sebenarnya Tia malu dengan keadaan ini,tapi rasa
cintannya pada Anton membuatnya cuek dan fokus pada rumah tangganya. Anton
sulit mendapatkan pekerjaan,dan perekenomian mereka semakin buruk, Tia memutuskan
untuk bekerja dan Anton yang menjaga anak-anak di rumah. Di lingkungan tempat
tinggal mereka, masyarakat setempat akhirnya tahu bahwa Tia dan Anton adalah
pasangan suami istri yang tidak sah, dan mereka mengusir Anton. Saat Tia
bekerja Anton yang menjaga anak-anak, hanya saja tidak menginap di rumah Tia.
Saat Tia bekerja, Anton yang dulu baik kini suka memukuli anak kandungnya
sendiri. Awalnya Tia tidak percaya akan hal itu. Penderitaan yang dialami Tia
dan anaknnya tidak sampai di sini, akta kelahiran kedua anaknya hanya tercantum
nama ibunya, dan juga saat anaknya memasuki usia sekolah, banyak sekolah yang
menolaknya. Tia harus memohon belas kasihan kepada kepala sekolah untuk memperbolehkan
anaknya sekolah disitu.
Tidak sampai di situ kisah Tia, Tia
hamil untuk ketiga kalinya setelah apa yang dilakukan Anton. Meskipun Anton
sempat diusir oleh tetangganya dan status pernikahan mereka tidak jelas Tia
masih mau menerima Anton. Hingga kini sudah hamil besar, Tia masih bekerja
untuk menghidupi anak-anaknya. Bahkan anak-anaknya kurang kasih sayang karena
dirinya harus bekerja hingga larut malam. Tia sempat ingin mengahiri hidupnya,
tetapi ia masih bertahan demi anak-anaknya.
B. Normatif
( Dass Sollen dan Dass Sein )
1. Dass
Sollen ( Harapan)
·
Tia berharap Anton adalah suami yang
baik dan bertanggung jawab.
·
Anton adalah suami yang mapan dan
memiliki masa depan yang bagus.
·
Tia menjadi istri pertama dan terakhir
bagi Anton.
·
Hidup bahagia bersama Anton dan
anak-anaknya.
·
Anton menyayangi anaknya.
·
Anton dan Tia menikah secara sah di mata
hukum.
·
Anaknya bisa tumbuh dan berkembang
normal seperti anak-anak lain.
·
Anak-anaknya mendapat kasih sayang dari
kedua orangnya secara utuh.
·
Ketika anak-anak Tia tumbuh besar, Tia
berharap anaknya tidak dijek, diolok-olok atau di jauhi temannya.
·
Tia dapat menemani anak-anaknya dan
bercengkraman setiap waktu.
·
Tia berharap anak-anaknya nanti bisa
diterima di lingkungannya.
2. Dass
Sein ( Kenyataan )
·
Anton membohongi Tia jika dia belum
menikah dan punya anak.
·
Tia di maki-maki oleh istri pertama
Anton.
·
Tia hamil diluar nikah.
·
Tia menjadi istri kedua dari pernikahan
sirihnya.
·
Anak-anaknya suka di pukuli oleh Anton
saat Tia sedang bekerja.
·
Status pernikahan Tia hingga sekarang
tidak jelas dan tidak sah dimata hukum.
·
Anton yang merupakan ayah dari
anak-anaknya diusir oleh warga setempat.
·
Anak-anaknya hanya mempunyai orang tua
tunggal di akta kelahiran.
·
Tia tidak punya waktu untuk
bercengkraman dengan anaknya karena harus bekerja hingga larut malam.
·
Anaknya mengalami kesulitan saat
mendaftarkan sekolah/ mendapatkan penolakan dari sekolah.
·
Anak-anaknya kurang mendapat kasih
saying kedua orang tuanya.
·
Tia ingin mengakhiri hidupnya.
C. Rekomendasi
1. Seharusnya
Tia sebagai wanita lebih tegas terhadap dirinya sendiri dan memiliki prinsip
tidak melakukan hubungan suami istri sebelum menikah.
2. Seharusnya
Tia tidak membiarkan hubungan dengan Anton terus berlanjut, bahkan hingga
memiliki 3 anak dengan status yang tidak sah. Cobalah untuk meminta di nikahi
secara sah, jika tidak bisa cobalah pikirkan kembali apakah hubungannya dengan
Anton lebih banyak menguntungkan atau merugikan.
3.
Fokus mendidik anak, jadilah kejadian
ini sebagai pelajaran dan jangan sampai mengulangi kesalahan untuk kesekian
kalinya.
4.
Cobalah untuk lebih mendekatkan diri
kepada Tuhan dengan meminta bimbingan kepada ahli agama.
PEMBAHASAN
A. Teknik
Pengubahan Perilaku
1. Mengubah
perilaku Tia yang mudah terpengaruh dan seringkali merasa bimbang dan tidak
tegas mengambil tindakan.
-
Assertive
training ( latihan menolak perintah/ajakan orang lain secara
tepat dan mengajak orang lain kepada perilakunya. Teknik ini digunakan untuk
melatih klayan memilih kemampuan melakukan penolakan perintah secara tegas
terhadap keinginan orang lain, atau bertegur sapa dengan lawan jenis.
-
Advice
and intructions. Teknik ini digunakan melalui prosedur
nasehat dan arahan kepada klayan dalam memecahkan masalah-masalahnya. Dapat
dilakukan setiap saat kelayan memerlukan nasehat dan instruksi praktis dalam
melakukan sesuatu, terutama hal-hal yang berkenaan dengan cara-cara sistematis
terdapat tiga kategori.
Advice
and intructions dalam pengubahan perilaku:
1. Memberikan
sugesti kepada klayan untuk melakukan pemecahan masalahnya sendiri.
2. Menolong
klayan untuk mengenal keterkaitan antara masalah dan mengenal cara-cara
mengatasinya secara efektif dan efisien.
3. Memberikan
informasi yang diperlukan dalam melaksanakan prosedur yang kuat.
-
Thought
stopping, teknik ini digunakan dengan cara pekerja sosial
menginstruksikan kepada klayan dengan kata-kata pada saat kelayan mengalami
masalah yang menyangkut pikirannya. Teknik ini dapat digabungkan dengan teknik advice giving dan instruction.
B. Mekanisme
dan Proses
1. Teknik
Assertive training
Teknik
ini digunakan agar Tia lebih tegas dalam mengambil sikapnya terhadap Anton.
Misalnya
ketika Tia sudah tahu ternyata Anton membohongi dirinya, tetapi Tia masih mau
hidup bersama dan luluh terhadap rayuan Anton.
Tia
masih berhubungan dengan Anton meskipun sudah tau ia beristri dan anak,
sehingga dirinya harus menanggung malu dan kehilangan pekerjaannya.
Ketika
Anton dipecat dan diusir dari rumah istrinya, ha itu secara langsung ataupun
tidak berpengaruh terhadap kemampuan menghidupi
dirinya dan anak-anaknya, tetapi Tia membiarkan diri hamil lagi.
Ketika
tahu Anton suka memukuli anak-anaknya, Tia masih mempertahankan hidup bersama
Anton dan hamil untuk ketiga kalinya.
Pekerja
sosial melakukan intruksi-intruksi kepada klien untuk membentuk bagaimana
respon yang harus ditampilkan. Misalnya : “Saya ingin mengakhiri hubungan
kita”.
2. Teknik
Advice and intructions digabungkan
dengan teknik Thought stopping
Teknik
ini digunakan ketika Tia mengalami kebimbangan dalam menentukan pilihan/
mengambil keputusan terhadap apa yang dilakukan. Pekerja sosial membantu Tia
untuk memahami masalahnya dan mengenal keterkaitan antara masalah dan mengenalkan
cara-cara mengatasinya secara efektif dan efisien. Misalnya saat Tia sudah
putus asa dan ingin mengakhiri hidupnya. Pekerja sosial menasehati dan
memberikan motivasi kepada klien.
Pekerja
sosial juga dapat memberikan nasehat-nasehatnya.
C. Hasil
yang Diharapkan
Teknik-
teknik yang diberikan oleh pekerja sosial diharapkan dapat mengubah perilaku
Tia sehingga Tia tidak mudah diperdaya oleh suaminya ( pernikahan tidak sah),
tidak mengulangi kesalahan yang sama, menatap masa depan dan menjalani kehidupan dengan anak-anaknya
lebih baik lagi.