CATATAN
PROSES
Nama Pekerja Sosial
: Dewi Mustika Fani
Tanggal Interview : 9 November 2015
Tempat Interview : Ruang Dosen STKS Bandung.
Tujuan Interview : Untuk mengetahui
pendapat “A” tentang membangun jiwa atau karakter professional bagi mahasiswa
STKS.
Durasi Interview : 30 Menit
Aspek – aspek
dalamWawancara:
·
Identitas Informan
Nama : “A”
Umur : 53 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Alamat Asal : Bandung
Tempat Tinggal : Bandung
Pekerjaan : Dosen
Dialog
|
Observasi
|
Got Feeling
Level
|
Ket
(komentar dan ttd supervisor)
|
D : “assalamu’alaikum,maaf sebelumnya
mengganggu waktu bapak. Begini pak, kami dapat tugas dari bu Yeane pada mata
kuliah teknik pencatatan. Disini kami ditugaskan untuk melakukan wawancara
salah satunya kepada dosen tentang membangun karakter professional bagi
mahasiswa stks. Apakah bapak berkenan untuk diwawancara?”
A :”iya, mangga. “
D: “Baik lah, langsung saja ya pak.
Bagaimana pendapat bapak tentang professional itu?”
A :” Yang saya tahu professional itu
dilakukan secara serius dan mempunyai dasar. Serius dalam arti
sungguh-sungguh dalam melakukan sesuatu,yang didasari oleh niat dan dibarengi
dengan tindakan. Professional itu juga adanya keseimbangan dalam menjalankan
hak dan kewajibannya”.
D :”Kalau menurut bapak orang yang
mempunyai karakter professional yang seperti apa?
A :” Dilihat dari kontek apa? Kalangan
siapa?”
D : “Dosen maupun mahasiswa.”
A : “ Yang pertama bagaimana orang
tersebut dapat menghargai waktu, yang kedua bagaimana ia bersungguh-sungguh
dalam melakukan pekerjaannya..“
D :”Menurut bapak di kalangan dosen
stks apakah sudah mencerminkan karakter professional itu sendiri?’
A : “Kalau untuk menyimpulkan atau
memberikan pandangan minimal melalui ajak pendapat, atau survei,lebih jauhnya
penelitian untuk mengukur professional supaya hasilnya dapat
dipertanggungjawabkan.”
D : “ Kalau menurut bapak sendiri
bagaimana?”
A: “ Yang sudah professional ada,yang
belum ada yang tidak professional juga ada, di kalangan mahasiswa,dosen
bahkan di lembaga. Hanya saja prosentasenya saya tidak dapat menyebutkan,
karna tadi harus melalui metode pengumpulan data maupun penelitian.”
D : “ kalau di kalangan dosen yang
profesional,belum profesional dan yang tidak profesional yang seperti apa?”
A :” Merujuk kepada yang tadi
saja,dalam hal menghargai waktu,punya komitmen,tidak NATO(not action talk only). Adanya
keseimbangan antara afeksi,konasi dan psikomotor.”
D :” Apa saja si pak yang dapat
mempengaruhi seseorang untuk berkarakter professional?”
A :” Ada faktor internal dan ekternal.
Faktor internal seperti motivasi,kebutuhan yang
bersangkutan,harapan,ekspektasi,cita-cita. Faktor ekternal seperti lingkungan
dan juga latar budaya.”
D:” Pak,berarti perbedaan budaya beda
juga tingkat profesionalnya?”
A :” Kalau ukuran professional mungkin
sama,tapi perwujudannya yang beda-beda. Misalnya orang batak kalau suka
ngomong suka,kalau tidak ya tidak, kalau orang jawa melihat situasinya
terlebih dulu.
D : “ Menurut bapak pendidikan di stks
apakah sudah mampu membentuk karakter frofesional?’’
A : “ Saya melihat dari sisi kurikulum
sudah memadai. Dalam arti pendidikan D4 porsi prakteknya lebih banyak dari
pada S1. Tapi disini justru menjadi kekuatan bagi stks sendiri, dengan
banyaknya praktek-praktek lapangan tersebut dapat membangun profesionalitas
mahasiswa. Adanya OKM dan UKM juga sangat mendukung. Kemudian dari segi
tenaga pengajar dan fasilitas-fasilitas pengajaran. ”
D :” Menurut bapak,dosen-dosen stks
sudah dapat memberi contoh perilaku professional atau belum?
A :” Sebagian sudah,sebagian juga
belum.”
D :” Kalau bapak sendiri bagaimana?”
A :” Kalau saya sendiri kadang-kadang
(sambil tersenyum). Manusia itu kan fluktuatif ya, yang terpenting dalam diri
seseorang minimal sudah berusaha untuk mencapai itu.”
D :” Kalau bapak sendiri,kendala
seperti apa yang dihadapi dalam mencapai profesionalitas?”
A :” Misalkan dalam segi waktu
mengajar, kendalanya seperti jarak rumah ke kampus kan cukup jauh sekitar 20
km. Tapi bagaimanapun saya berusaha untuk tepat waktu.”
D :” Menurut bapak apa yang menjadi
motivasi bagi kalangan dosen dalam membangun karakter professional?
A :” Kalau saya sendiri motivasinya
karna saya disini juga tidak gratis, jadi saya juga harus bisa menunjukan
profesionalitas kerja saya.”
D :” Menurut bapak manfaat memiliki
jiwa professional itu apa?
A :” Banyak ya, yang pertama
ketenangan hati,kemudian mendapat kepercayaan ataupun penghargaan dan juga
tentunya kepuasan diri.”
D :” Menurut bapak,bagaimana kualitas
professional di era globalisasi seperti sekarang ini?
A :” Dalam dunia pendidikan sangat
membantu,tapi juga sebagian ada yang menciderai kata professional itu.”
D :”Perwujudan dari karakter
professional bagi bapak itu seperti apa?
A :”Seperti tadi, saya berusaha tepat
waktu.Kemudian juga melaksanakan tugas pokok dan fungsi tri darma perguruan
tinggi seperti:pengajaran,penelitiandan pengabdian masyarakat.”
D :”Bagaimana cara menumbuhkan jiwa
professional itu?”
A :” Keteladanan dan saling
mengingatkan satu sama lain.”
D :”Sepertinya sudah cukup pak,terima
kasih atas waktunya. Pamit dulu pak. Assalamu’alaikum.”
A :”iya sama-sama. Mangga-magga.”
|
keadaan saat melakukan wawancara
cukup tenang dan sepi karena berada diruang dosen. Tempatnya sejuk,hanya saja
terlihat sempit untuk beberapa orang.
Kondisi fisik klien terlihat sehat bugar.
Dari ekspresi wajah,tersenyum dan
menunjukan keramahan.
Beliau “A” menanggapi setiap
pertanyaan dengan kadang-kadang tersenyum tetapi jawabannya juga serius.
|
saya merasa tipe “A” ini adalah
orang yang mudah diajak ngobrol dan cukup dekat dengan
mahasiswa-mahasiswinya.
Awalnya saya merasa malu untuk
memulai melakukan wawancara dengan beliau. Setelah beberapa pertanyaan yang
saya tanyakan perasaan itu akhirnya hilang, karena sikap dan perilaku “A”
menunjukan seolah-olah saya jangan merasa malu lagi,biasa saja,dan intinya
tidak seperti kuliah di dalam kelas.
Merasa tidak enak saat bertanya
demikian.
|
|
hatur nuhun teteh sangat membantu sekali
BalasHapusjazakillah khair
Alhmdlulillah, aamiin
Hapus