Kamis, 26 Mei 2016

contoh catatan proses dalam pekerjaan sosial



CATATAN PROSES

Nama Pekerja Sosial  : Dewi Mustika Fani
Tanggal Interview       : 9 November 2015
Tempat Interview        : Ruang Dosen STKS Bandung.
Tujuan Interview         : Untuk mengetahui pendapat “A” tentang membangun jiwa atau karakter professional bagi mahasiswa STKS.
Durasi Interview         : 30 Menit
Aspek – aspek dalamWawancara:
·         Identitas Informan
Nama                           : “A
Umur                           :  53 tahun
Jenis kelamin               :  Laki-laki
Agama                         :  Islam
Alamat Asal                : Bandung
Tempat Tinggal           : Bandung
Pekerjaan                     : Dosen

Dialog
Observasi
Got Feeling Level
Ket (komentar  dan ttd supervisor)

D : “assalamu’alaikum,maaf sebelumnya mengganggu waktu bapak. Begini pak, kami dapat tugas dari bu Yeane pada mata kuliah teknik pencatatan. Disini kami ditugaskan untuk melakukan wawancara salah satunya kepada dosen tentang membangun karakter professional bagi mahasiswa stks. Apakah bapak berkenan untuk diwawancara?”
A :”iya, mangga. “

D: “Baik lah, langsung saja ya pak. Bagaimana pendapat bapak tentang professional itu?”
A :” Yang saya tahu professional itu dilakukan secara serius dan mempunyai dasar. Serius dalam arti sungguh-sungguh dalam melakukan sesuatu,yang didasari oleh niat dan dibarengi dengan tindakan. Professional itu juga adanya keseimbangan dalam menjalankan hak dan kewajibannya”.

D :”Kalau menurut bapak orang yang mempunyai karakter professional yang seperti apa?
A :” Dilihat dari kontek apa? Kalangan siapa?”
D : “Dosen maupun mahasiswa.”
A : “ Yang pertama bagaimana orang tersebut dapat menghargai waktu, yang kedua bagaimana ia bersungguh-sungguh dalam melakukan pekerjaannya..“

D :”Menurut bapak di kalangan dosen stks apakah sudah mencerminkan karakter professional itu sendiri?’
A : “Kalau untuk menyimpulkan atau memberikan pandangan minimal melalui ajak pendapat, atau survei,lebih jauhnya penelitian untuk mengukur professional supaya hasilnya dapat dipertanggungjawabkan.”

D : “ Kalau menurut bapak sendiri bagaimana?”
A: “ Yang sudah professional ada,yang belum ada yang tidak professional juga ada, di kalangan mahasiswa,dosen bahkan di lembaga. Hanya saja prosentasenya saya tidak dapat menyebutkan, karna tadi harus melalui metode pengumpulan data maupun penelitian.”

D : “ kalau di kalangan dosen yang profesional,belum profesional dan yang tidak profesional yang seperti apa?”
A :” Merujuk kepada yang tadi saja,dalam hal menghargai waktu,punya komitmen,tidak NATO(not action talk only). Adanya keseimbangan antara afeksi,konasi dan psikomotor.”

D :” Apa saja si pak yang dapat mempengaruhi seseorang untuk berkarakter professional?”
A :” Ada faktor internal dan ekternal. Faktor internal seperti motivasi,kebutuhan yang bersangkutan,harapan,ekspektasi,cita-cita. Faktor ekternal seperti lingkungan dan juga latar budaya.”

D:” Pak,berarti perbedaan budaya beda juga tingkat profesionalnya?”
A :” Kalau ukuran professional mungkin sama,tapi perwujudannya yang beda-beda. Misalnya orang batak kalau suka ngomong suka,kalau tidak ya tidak, kalau orang jawa melihat situasinya terlebih dulu.

D : “ Menurut bapak pendidikan di stks apakah sudah mampu membentuk karakter frofesional?’’
A : “ Saya melihat dari sisi kurikulum sudah memadai. Dalam arti pendidikan D4 porsi prakteknya lebih banyak dari pada S1. Tapi disini justru menjadi kekuatan bagi stks sendiri, dengan banyaknya praktek-praktek lapangan tersebut dapat membangun profesionalitas mahasiswa. Adanya OKM dan UKM juga sangat mendukung. Kemudian dari segi tenaga pengajar dan fasilitas-fasilitas pengajaran. ”
D :” Menurut bapak,dosen-dosen stks sudah dapat memberi contoh perilaku professional atau belum?
A :” Sebagian sudah,sebagian juga belum.”
D :” Kalau bapak sendiri bagaimana?”
A :” Kalau saya sendiri kadang-kadang (sambil tersenyum). Manusia itu kan fluktuatif ya, yang terpenting dalam diri seseorang minimal sudah berusaha untuk mencapai itu.”

D :” Kalau bapak sendiri,kendala seperti apa yang dihadapi dalam mencapai profesionalitas?”
A :” Misalkan dalam segi waktu mengajar, kendalanya seperti jarak rumah ke kampus kan cukup jauh sekitar 20 km. Tapi bagaimanapun saya berusaha untuk tepat waktu.”

D :” Menurut bapak apa yang menjadi motivasi bagi kalangan dosen dalam membangun karakter professional?
A :” Kalau saya sendiri motivasinya karna saya disini juga tidak gratis, jadi saya juga harus bisa menunjukan profesionalitas kerja saya.”

D :” Menurut bapak manfaat memiliki jiwa professional itu apa?
A :” Banyak ya, yang pertama ketenangan hati,kemudian mendapat kepercayaan ataupun penghargaan dan juga tentunya kepuasan diri.”

D :” Menurut bapak,bagaimana kualitas professional di era globalisasi seperti sekarang ini?
A :” Dalam dunia pendidikan sangat membantu,tapi juga sebagian ada yang menciderai kata professional itu.”

D :”Perwujudan dari karakter professional bagi bapak itu seperti apa?
A :”Seperti tadi, saya berusaha tepat waktu.Kemudian juga melaksanakan tugas pokok dan fungsi tri darma perguruan tinggi seperti:pengajaran,penelitiandan pengabdian masyarakat.”

D :”Bagaimana cara menumbuhkan jiwa professional itu?”
A :” Keteladanan dan saling mengingatkan satu sama lain.”

D :”Sepertinya sudah cukup pak,terima kasih atas waktunya. Pamit dulu pak. Assalamu’alaikum.”
A :”iya sama-sama. Mangga-magga.”


keadaan saat melakukan wawancara cukup tenang dan sepi karena berada diruang dosen. Tempatnya sejuk,hanya saja terlihat sempit untuk beberapa orang.
 Kondisi fisik klien terlihat sehat bugar.
Dari ekspresi wajah,tersenyum dan menunjukan keramahan.

Beliau “A” menanggapi setiap pertanyaan dengan kadang-kadang tersenyum tetapi jawabannya juga serius.




saya merasa tipe “A” ini adalah orang yang mudah diajak ngobrol dan cukup dekat dengan mahasiswa-mahasiswinya.



Awalnya saya merasa malu untuk memulai melakukan wawancara dengan beliau. Setelah beberapa pertanyaan yang saya tanyakan perasaan itu akhirnya hilang, karena sikap dan perilaku “A” menunjukan seolah-olah saya jangan merasa malu lagi,biasa saja,dan intinya tidak seperti kuliah di dalam kelas.







































































Merasa tidak enak saat bertanya demikian.



2 komentar:

analisis program Rabu Nyunda Kota Bandung

I.                    KEBIJAKAN MENGENAI RABU NYUNDA a.        Deskripsi Singkat Tentang Rabu Nyunda Rebo nyunda merupakan hari di man...