Jumat, 16 Maret 2018

asesment permasalahan lansia


I.  PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Dalam kehidupan manusia mengalami suatu perkembangan dari masa anak-anak,remaja,dewasa dan lanjut usia. Lanjut usia dikatakan sebagai usia emas karena tidak semua orang dapat mencapai masa dimana orang dikaruniai umur panjang.
Ada beberapa pendapat mengenai usia seseorang dianggap memasuki masa lansia, yaitu ada yang menetapkan pada umur 60 tahun, 65 tahun, dan ada juga yang menetapkan 70 tahun.  Badan Kesehatan Dunia (WHO) menetapkan bahwa umur 65 tahun sebagai usia yang menunjukkan seseorang telah mengalami proses menua yang berlangsung secara nyata dan seseorang itu telah disebut lansia. Sedangkan menurut UU no 13 tahun 1998 mengatakan bahwa Lanjut Usia adalah seorang yang telah mencapai usia 60 tahun ke atas. 
Masa lanjut usia akan mengalami proses penuaan, yaitu proses terus menerus (berlanjut) secara alamiah. Mulai dari lahir sampai meninggal dan umumnya dialami pada semua mahluk hidup. Menua ditandai dengan adanya perubahan-perubahan pada system tubuh yang mempengaruhi fisik dan kemampuan melaksanakan fungsi sosial. Selain itu terdapat masalah-masalah yang biasa dihadapi oleh lanjut usia seperti masalah biologis/fisik, psikologis, sosial, spiritual dan ekonomi.
Untuk mengetahui lebih mendalam tentang permasalahan dan kebutuhan yang dihadapi oleh lanjut usia, penulis melakukan observasi dan wawancara yang kemudian dianalisis dengan melakukan rencana intervensi. Pada bab berikutnya dibahas lebih lanjut.

 II. PEMBAHASAN
2.1 Identitas Klien                     
“N”
Umur                         : 71 tahun
Jenis kelamin             : Perempuan
Agama                      : Islam
Pekerjaan                  : -
Status                        : Janda
Alamat                      : Desa C RT 03 RW 04
2.2 Hasil Wawancara
Mak “N” merupakan seorang lansia yang tinggal di Desa C RT 03 RW 04. Beliau memiliki 4 orang anak, kedua anaknya sudah berkeluarga dan dikaruniai masing-masing 2 cucu, anak ketiganya sudah meninggal, dan anak bungsu yang belum menikah. (susunan keluarga dapat dilihat pada gambar 2.A).
Mak “N” tinggal bersama anak bungsunya, suaminya sudah meninggal 2 tahun yang lalu sedangkan anak perempuannya belum lama meninggal pada bulan ramadhan. Mak “N” memiliki penyakit diabetes dan darah tinggi. Beliau sering merasa lemas, pusing bahkan sampai ambruk ketika penyakitnya kumat. Beliau juga tidak pernah mendapat layanan kesehatan gratis dari pemerintah seperti BPJS. Setiap berobat beliau bergantung pada uang yang diberikan anak-anaknya.
Dulu saat masih sehat dan belum terdiagnosis mengalami penyakit diabetes dan darah tinggi beliau masih suka berkebun. Tapi  untuk sekaraang-sekarang ini beliau hanya berada di rumah. Kegiatan rutin lainnya yaitu mengikuti pengajian seminggu sekali. Hubungan dengan anak, cucu dan tetangga sekitar juga cukup baik. Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari mak “N” bergantung pada anak bungsunya. Sedangkan pekerjaan anaknya sebagai buruh tidak menentu. Jadi penghasilannya itu hanya cukup untuk makan sehari-hari.
Kondisi fisik mak “N” sudah mengalami penurunan fungsi, seperti penglihatannya mulai kabur, pendengarannya berkurang, otot dan sendi melemah, untuk napsu makan juga mengalami penurunan, beliau hanya makan sehari 2x. Selain fisik, kondisi psikologi dan spiritualnya juga kurang baik, karena penyakitnya tersebut mak Namsih sering merasa putus asa dan tidak ingin hidup, apalagi ketika teringat suami dan anaknya yang sudah meninggal belum lama ini. Beliau juga sering merasa kesepian, walaupun rumahnya berdekatan dengan anak dan cucunya tetapi mereka juga punya kesibukan masing-masing sehingga tidak rutin untuk menengok atau mengunjungi beliau.

2.3 Analisis Masalah dan Kebutuhan
a. Masalah
Fisik
1)      Dari segi penglihatan mak “N” sudah mulai kabur
2)      Menderita sakit gula dan darah tinggi
3)      Otot dan sendi mulai melemah
4)      Mudah merasa lelah,lemas,dan pusing apalagi ketika penyakitnya kambuh.
5)      Nafsu makan berkurang
Psikologis
1)      Putus asa dengan keadaannya
2)      Merasa sedih dan kesepian
Sosial Ekonomi
1)      Tidak memiliki penghasilan dan bergantung kepada anaknya
2)      Mengalami kesulitan untuk biaya pengobatan
3)      Lebih sering di rumah sehingga relasi dengan orang sekitar kurang
Spiritual
1)      Kurang adanya semangat hidup.
b. Kebutuhan
Primer
1)      Fisik                 : Makanan yang bergizi dan tempat tinggal yang layak
2)      Ekonomi          : pemenuhan kebutuhan sehari-hari
3)      Kesehatan        : pengobatan yang memadahi
4)      Psikologis        : kebutuhan akan motivasi hidup, kasih sayang dan perhatian dari keluarganya.
5)      Sosial               : adanya peranan-peranan yang diberikan di dalam masyarakat.
Sekunder
1)      Kebutuhan akan pengisian waktu luang dan rekreasi.
2)      Kebutuhan spriritual yaitu meningkatkan motivasi hidup dan pendekatan diri terhadap Tuhan.
III. RENCANA INTERVENSI
Rencana intervensi merupakan rancangan cara atau strategi yang akan digunakan pekerja sosial dalam mengembalikan keberfungsian sosial individu,kelompok atau masyarakat. Dalam rencana intervensi yang akan dilakukan pada klien lebih memfokuskan kepada psikologis klien. Tujuan dari rencana intervensi ini yaitu membantu klien memperkuat motivasi hidup dan memfasilitasi klien untuk mengungkapkan perasaannya.
a.     Teori/Pendekatan
Pendekatan yang digunakan yaitu pendekatan psikodinamika. Dimana Pendekatan ini memahami tingkah laku manusia sebagai manifestasi dari perkembangan kepribadian klien di masa lalu. Mak “N” mengalami situasi kehilangan seseorang yang dicintainya yaitu suami dan anaknya. Keadaan ini dinilai mempengaruhi kondisi psikologis klien apalagi dengan kondisi klien yang sakit-sakitan.
 Dalam pendekatan ini peksos memfasilitasi klien untuk mengungkapkan semua perasaannya secara bebas. Ketika klien mengalami hambatan untuk itu pekerja sosial berusaha untuk merangsang klien dengan pertanyaan-pertannyaan yang dapat membawa klien pada situasi perasaan yang selama ini tersembunyi.
b.      Metode
Metode yang digunakan dalam kasus mak “N” yaitu metode case work. Metode case work yaitu metode yang digunakan untuk membantu mengatasi masalah individu dan keluarga.

c.       Teknik
1)      Konseling
        Konseling adalah inti dari praktek sosial casework. Pelayanan konseling diberikan untuk terapi masalah-masalah emosional dan interpersonal individu dan keluarga. Terdapat tiga tahap dalam konseling, yaitu: tahap membangun relasi, tahap mengeksplorasi masalah secara mendalam; dan  tahap mengeksplorasi alternatif-alternatif solusinya.

2)      Support
          Teknik ini mengandung arti memberikan semangat, menyokong dan mendorong aspek-aspek dari fungsi klien, seperti kekuatan-kekuatan internalnya, cara berperilaku dan hubungannya dengan orang lain. Support harus didasarkan pada kenyataan dan pekerja sosial memberikan dukungan terhadap perilaku atau kegiatan-kegiatan positif dari klien. Pekerja sosial harus membantu klien apabila klien mengalami kegagalan dan sebaliknya lebih mendorong klien apabila berhasil. Sebaiknya pekerja sosial menyatakan terlebih dahulu aspek-aspek yang positif sebelum menyatakan aspek-aspek negatif dari situasi yang dialami klien.

d.      Peran – Peran
1)      Broker
Pekerja sosial dapat menghubungkan klien dengan sumber-sumber yang menyediakan pelayanan yang dibutuhkan seperti menghubungkan mak “N” dengan lembaga pelayanan kesehatan agar dapat menerima bantuan pengobatan gratis.
2)      Fasilitator
Peran sebagai fasilitator yaitu dengan cara menyediakan atau memberikan kesempatan dan memfasilitasi klien dalam mengungkapkan masalahnya sehingga klien dapat mencurahkan isi hatinya. Selain itu dapt juga dilakukan dengan   mendampingi klien dalam setiap tindakan, memberikan dukungan emosional yang diperlukan klien agar klien merasa   diperhatikan dan terpenuhi kebutuhan emosionalnya
3)      Konselor
Memberikan pelayanan konsultasi kepada klien untuk mengungkapkan permasalahannya. Pekerja sosial juga harus menyadari permasalahan serta melihat potensi dan kekuatan yang dimiliki klien. Ia juga harus memberikan alternatif-alternatif pemecahan masalah.

IV. PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Dalam kehidupan manusia tidak akan terlepas pada suatu permasalahan sosial. Begitu juga yang dialami oleh lanjut usia. Pada usia lanjut seseorang akan mengalami  penurunan fisik,psikologis maupun sosial. Permasalahan sosial pun tidak dapat dihindarkan. Sering kali lanjut usia mengalami perasaan kesepian dan keputusaan dalam menjalani hidup. Seperti yang dialami mak “N”. Dalam membantu mengatasi masalah-masalah tersebut pekerja sosial menyusun rencana intervensi yang nantinya dapat digunakan untuk membantu menyelesaikan permasalahan klien agar klien dapat berfungsi sosial kembali.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

analisis program Rabu Nyunda Kota Bandung

I.                    KEBIJAKAN MENGENAI RABU NYUNDA a.        Deskripsi Singkat Tentang Rabu Nyunda Rebo nyunda merupakan hari di man...