Jumat, 16 Maret 2018

Pendekatan Dalam Psikososial

1. Pendekatan Dalam Psikososial
a)      Pendekatan Psikodinamika
Pendekatan psikodinamika memahami tingkah laku manusia sebagai manifestasi dari perkembangan kepribadian klien di masa lalu. Dengan perkataan lain psikodinamika memandang bahwa tingkah laku manusia dibentuk oleh pengalaman-pengalaman masa lalu yang sering kali disimpan dibawah alam sadar manusia. Teknik-teknik dalam pendekatan ini banyak digunakan oleh para psikolog dan psikoanalisa. Akan tetapi terdapat juga beberapa teknik dalam pendekatan ini yang bisa digunakan pekerja sosial seperti teknik eksplorasi, deskripsi dan ventilasi. Teknik-teknik biasa digunakan peksos dalam menolong klien yang menghadapi gangguan depresi ringan, yang disebabkan oleh, pengalaman masa lalu yang masih dalam batasan kesadaran orang.
Untuk menolong klien tersebut, peksos memfasilitasi klien untuk mengungkapkan semua perasaannya secara bebas tanpa kekhawatiran yang dapat menghambat pencurahannya. Ketika klien mengalami hambatan untuk itu pekerja sosial berusaha untuk merangsang klien dengan pertanyaan-pertannyaan yang dapat membawa klien pada situasi perasaan yang selama ini tersembunyi. Kunci keberhasilan dari teknik ini adalah empati dan penerimaan peksos akan berbagai gaya klien dalam mencurahkan perasaanya. Keseimbangan emosional klien yang akan dicapai sebagai akibat kejenuhan emosional setelah klien mencurahkan semua perasaan yang membebaninya, merupakan tujuan untama dari teknik ini.
b)      Pendekatan Psikologi Belajar
Pendekatan behavior atau yang dikenal dengan behavior therapy merupakan terapi perilaku yang didasari dari pandangan aliran behaviorisme. Orang-orang behavioris menitik beratkan pada pengaruh lingkungan sebagai faktor utama yang mempengaruhi proses belajar seseorang. Terapi perilaku ini sendiri sulit untuk didefinisikan karena adanya beberapa pendekatan perilaku sendiri yang berbeda dalam model terapi ini. Beberapa teknik perilaku yang digunakan oleh pendekatan behavioral adalah teknik relaksasi, hirarki kecemasan, exposure therapy, modeling, dan CBT (Cognitive Behavior Therapy).
Kasus yang ditangani dalam pendekatan behavioristik adalah kasus yang terjadi dan dapat ditangani yaitu karena adanya hambatan-hambatan dalam proses belajar seseorang terhadap sesuatu. Misalnya : Subjek terpengaruhi oleh keadaan lingkungan dimana subjek terbawa arus oleh lingkungan tersebut sehingga menyebabkan proses belajar subjek terganggu.
c)      Pendekatan Humanistik
Pendekatan humanisitik merupakan pendekatan yang bermula dari proses terhadap pendekatan yang telah ada sebelumnya yang membatasi dan memaksa fungsi manusia. Pendekatan humanistik memandang manusia sebagai makhluk yang memiiliki tujuan dan mampu menentukan pilihannya sendiri. Tujuan terapi dalam pendekatan humansitik adalah untuk memaksimalkan potensi diri klien untuk berkembang dan memperoleh kebahagiaan. Ada tiga pendekatan psikoterapi utama dalam pendekatan ini, yaitu psikoterapi Client Centered Rogers. Logoteraoi Frankl, dan Terapi Gestalt oleh Perls.
Kasus yang ditangani dalam pendekatan humanistik adalah kasus yang terjadi dan dapat ditangani yaitu karena manusia selalu mempunyai dua pilihan dimana manusia harus menentukan pilihannya sendiri. Misalnya : Subjek memili dua pilihan yang dia anggap paling dia sukai, namun subjek tersebut harus memilih salah satu diantara pilihannya tersebut.

d)     Pendekatan Kognitif
Pendekatan Kognitif memandang bahwa tingkah laku manusia sebagai manifestasi dari perasaan sebagai hasil dari pengolahan kognitif seseorang. Sehingga pekerja sosial dapat menolong klien dari psikososial yang mereka hadapi dengan mengubah kognitif mereka.
Kasus yang ditangani dalam pendekatan kognitif adalah kasus yang terjadi dan dapat ditangani yaitu adanya hambatan-hambatan dalam proses mental seseorang. Misalnya : Subjek memiliki gangguan kejiwaan yang harus ditangani dalam terapi. terapi kognitif-lah yang dapat menangani masalah proses gangguan atau hambatan mental tersebut.
2. Contoh Kasus
Tia (Nama Samaran, 35 tahun) seorang ibu dengan 3 anak. Anak pertama berusia 8 tahun bernama D, anak kedua berusia 4 tahun bernama S, dan saat ini sedang mengandung usia 8 bulan untuk calon anak ketiganya. Tia merupakan istri kedua dari pernikahan sirih. Status pernikahan yang tidak jelas membuat 2 anak dan calon bayinya menderita.
Tia bertemu sang suami (sebut saja Anton) sebagai supervisornya di perusahaan. Hubungan mereka semakin dekat dan berpacaran hingga 2 tahun lamanya. Hubungan mereka tersembunyi atau backstreet dengan alasan tidak enak dengan teman sekantor. Tanpa sepengetahuan Tia ternyata Anton sudah beristri. Semakin dekat hubungan mereka bahkan mereka sudah tinggal bersama seperti sepasang suami istri dan saat ini Tia sedang hamil. Tia berulangkali meminta Anton menikahinya, tetapi Anton selalu menolak dan mencari alasan. Tia syok dan kecewa saat dilabrak oleh istri Anton. Setelah insiden tersebut akhirnya Anton mengakui dirinya sudah punya istri dan anak,tetapi dia sangat mencintai Tia, singkat cerita Tia akhirnya dinikahi sirih oleh Anton tanpa restu istri pertamanya.
Tia berhenti dari pekerjaannya karena sudah hamil besar, tak lama kemudian Anton dipecat dari kantornya dan diusir oleh istri pertamanya. Anton saat ini menjadi pengangguran dan tidak punya tempat tinggal. Ia sering menginap di rumah Tia sampai akhirnya Tia hamil dan melahirkan anak kedua. Sebenarnya Tia malu dengan keadaan ini, tapi rasa cintannya pada Anton membuatnya cuek dan fokus pada rumah tangganya. Anton sulit mendapatkan pekerjaan, dan perekenomian mereka semakin buruk, Tia memutuskan untuk bekerja dan Anton yang menjaga anak-anak di rumah. Di lingkungan tempat tinggal mereka, masyarakat setempat akhirnya tahu bahwa Tia dan Anton adalah pasangan suami istri yang tidak sah, dan mereka mengusir Anton. Saat Tia bekerja Anton yang menjaga anak-anak, hanya saja tidak menginap di rumah Tia. Saat Tia bekerja, Anton yang dulu baik kini suka memukuli anak kandungnya sendiri. Awalnya Tia tidak percaya akan hal itu., tetapi Tia juga tidak melakukan apapun, ia tetap bertahan dengan Anton. Penderitaan yang dialami Tia dan anaknnya tidak sampai di sini, akta kelahiran kedua anaknya hanya tercantum nama ibunya, dan juga saat anaknya memasuki usia sekolah, banyak sekolah yang menolaknya. Tia harus memohon belas kasihan kepada kepala sekolah untuk memperbolehkan anaknya sekolah disitu.
Tidak sampai di situ kisah Tia, Tia hamil untuk ketiga kalinya setelah apa yang dilakukan Anton. Meskipun Anton sempat diusir oleh tetangganya dan status pernikahan mereka tidak jelas Tia masih mau menerima Anton. Ketika hamil besar, Tia masih bekerja untuk menghidupi anak-anaknya. Bahkan anak-anaknya kurang kasih sayang karena dirinya harus bekerja hingga larut malam. Tia sempat ingin mengahiri hidupnya, tetapi ia masih bertahan demi anak-anaknya.
(Sumber : Majalah Kartini Edisi 2258, Oh Mama Oh Papa, “Anak-anakku menderita karena aku menikah melalui jalan pintas)
3. Analisis Kasus
Pada kasus diatas tentang seorang wanita yang kami sebut dengan inisial “T” sebagai subjek yang akan dianalisis dengan menggunakan pendekatan terapi psikososial. T seorang wanita yang dinikahi sirih karena hamil diluar nikah oleh seorang laki-laki yang sudah beristri. Dalam perjalanan rumah tangga yang tidak sah tersebut T memiliki 3 orang anak, suaminya menjadi pengangguran saat mereka baru memiliki anak pertamanya dan T memutuskan untuk bekerja mencari nafkah. Saat T bekerja suaminya terkadang tega memukul anak nya. T juga mengetahui perilaku suaminnya, tapi T masih saja percaya dan mau hidup bersama suaminya hingga T hamil ketiga kalinya. Akibat pernikahan tidak sah tersebut anak pertamanya mengalami kesulitan saat masuk sekolah karena di akta kelahirannya tidak tercantum nama ayahnya (orang tua tunggal).
Berdasarkan analisis kami, pendekatan yang sesuai untuk T pada kasus tersebut yaitu menggunakan:
1.      Pendekatan psikodinamika cenderung fokus pada analisis pengalaman masa lalu. Sasaran terapi dari psikodinamika adalah untuk membantu motif-motif yang tidak disadari dalam diri seseorang menjadi disadari, karena hanya dengan menyadari motif-motif dalam dirinyalah individu dapat melakukan pilihan. Dalam penggunaan teknik ini mengupayakan agar “T” menyadari kesalahan dimasa lalunya, seperti: bertahan hidup dengan suaminya hingga hamil anak ke3 dari pernikahan yang tidak sah, padahal anak pertamanya mengalami kesulitan saat pertama mendaftar sekolah gara-gara tidak memiliki ayah di akta kelahiran.
2.      Pendekatan psikologi belajar (behavioris) fokus pada lingkungan sebagai faktor utama yang mempengaruhi proses belajar seseorang. Kasus yang dialami “T” terjadi karena adanya hambatan-hambatan dalam proses belajar “T” terhadap pernikahan tidak sahnya. Teknik  yang digunakan yaitu teknik pengubahan perilaku. Salah satu contohnya yaitu teknik Advice and intructions yaitu melalui prosedur nasehat dan arahan kepada klien dalam memecahkan masalah-masalahnya.
3.      Pendekatan kognitif memandang bahwa tingkah laku manusia sebagai manifestasi dari perasaan sebagai hasil dari pengolahan kognitif seseorang. Pada kasus “T” ada hambatan-hambatan dalam proses mentalnya, ketika secara nyata suaminya terbukti menyakiti anak-anaknya, “T” tidak menunjukkan respon yang  wajar terhadap perilaku suaminya.
.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

analisis program Rabu Nyunda Kota Bandung

I.                    KEBIJAKAN MENGENAI RABU NYUNDA a.        Deskripsi Singkat Tentang Rabu Nyunda Rebo nyunda merupakan hari di man...