1. Pendekatan Dalam Psikososial
a)
Pendekatan
Psikodinamika
Pendekatan psikodinamika memahami tingkah laku
manusia sebagai manifestasi dari perkembangan kepribadian klien di masa lalu.
Dengan perkataan lain psikodinamika memandang bahwa tingkah laku manusia dibentuk
oleh pengalaman-pengalaman masa lalu yang sering kali disimpan dibawah alam
sadar manusia. Teknik-teknik dalam pendekatan ini banyak digunakan oleh para
psikolog dan psikoanalisa. Akan tetapi terdapat juga beberapa teknik dalam
pendekatan ini yang bisa digunakan pekerja sosial seperti teknik eksplorasi,
deskripsi dan ventilasi. Teknik-teknik biasa digunakan peksos dalam menolong
klien yang menghadapi gangguan depresi ringan, yang disebabkan oleh, pengalaman
masa lalu yang masih dalam batasan kesadaran orang.
Untuk menolong klien tersebut, peksos memfasilitasi
klien untuk mengungkapkan semua perasaannya secara bebas tanpa kekhawatiran
yang dapat menghambat pencurahannya. Ketika klien mengalami hambatan untuk itu
pekerja sosial berusaha untuk merangsang klien dengan pertanyaan-pertannyaan
yang dapat membawa klien pada situasi perasaan yang selama ini tersembunyi.
Kunci keberhasilan dari teknik ini adalah empati dan penerimaan peksos akan
berbagai gaya klien dalam mencurahkan perasaanya. Keseimbangan emosional klien
yang akan dicapai sebagai akibat kejenuhan emosional setelah klien mencurahkan
semua perasaan yang membebaninya, merupakan tujuan untama dari teknik ini.
b)
Pendekatan
Psikologi Belajar
Pendekatan behavior atau yang dikenal dengan
behavior therapy merupakan terapi perilaku yang didasari dari pandangan aliran
behaviorisme. Orang-orang behavioris menitik beratkan pada pengaruh lingkungan
sebagai faktor utama yang mempengaruhi proses belajar seseorang. Terapi
perilaku ini sendiri sulit untuk didefinisikan karena adanya beberapa
pendekatan perilaku sendiri yang berbeda dalam model terapi ini. Beberapa
teknik perilaku yang digunakan oleh pendekatan behavioral adalah teknik
relaksasi, hirarki kecemasan, exposure therapy, modeling, dan CBT (Cognitive Behavior
Therapy).
Kasus yang ditangani dalam pendekatan behavioristik
adalah kasus yang terjadi dan dapat ditangani yaitu karena adanya
hambatan-hambatan dalam proses belajar seseorang terhadap sesuatu. Misalnya :
Subjek terpengaruhi oleh keadaan lingkungan dimana subjek terbawa arus oleh
lingkungan tersebut sehingga menyebabkan proses belajar subjek terganggu.
c)
Pendekatan
Humanistik
Pendekatan humanisitik merupakan pendekatan yang
bermula dari proses terhadap pendekatan yang telah ada sebelumnya yang membatasi
dan memaksa fungsi manusia. Pendekatan humanistik memandang manusia sebagai
makhluk yang memiiliki tujuan dan mampu menentukan pilihannya sendiri. Tujuan
terapi dalam pendekatan humansitik adalah untuk memaksimalkan potensi diri
klien untuk berkembang dan memperoleh kebahagiaan. Ada tiga pendekatan
psikoterapi utama dalam pendekatan ini, yaitu psikoterapi Client Centered
Rogers. Logoteraoi Frankl, dan Terapi Gestalt oleh Perls.
Kasus yang ditangani dalam pendekatan humanistik
adalah kasus yang terjadi dan dapat ditangani yaitu karena manusia selalu
mempunyai dua pilihan dimana manusia harus menentukan pilihannya sendiri.
Misalnya : Subjek memili dua pilihan yang dia anggap paling dia sukai, namun
subjek tersebut harus memilih salah satu diantara pilihannya tersebut.
d)
Pendekatan
Kognitif
Pendekatan
Kognitif memandang bahwa tingkah laku manusia sebagai manifestasi dari perasaan
sebagai hasil dari pengolahan kognitif seseorang. Sehingga pekerja sosial dapat
menolong klien dari psikososial yang mereka hadapi dengan mengubah kognitif
mereka.
Kasus yang ditangani dalam pendekatan kognitif
adalah kasus yang terjadi dan dapat ditangani yaitu adanya hambatan-hambatan
dalam proses mental seseorang. Misalnya : Subjek memiliki gangguan kejiwaan
yang harus ditangani dalam terapi. terapi kognitif-lah yang dapat menangani
masalah proses gangguan atau hambatan mental tersebut.
2. Contoh Kasus
Tia
(Nama Samaran, 35 tahun) seorang ibu dengan 3 anak. Anak pertama berusia 8
tahun bernama D, anak kedua berusia 4 tahun bernama S, dan saat ini sedang
mengandung usia 8 bulan untuk calon anak ketiganya. Tia merupakan istri kedua
dari pernikahan sirih. Status pernikahan yang tidak jelas membuat 2 anak dan
calon bayinya menderita.
Tia
bertemu sang suami (sebut saja Anton) sebagai supervisornya di perusahaan. Hubungan
mereka semakin dekat dan berpacaran hingga 2 tahun lamanya. Hubungan mereka tersembunyi atau backstreet dengan alasan tidak enak dengan teman sekantor. Tanpa
sepengetahuan Tia ternyata Anton sudah beristri. Semakin dekat hubungan mereka
bahkan mereka sudah tinggal bersama seperti sepasang suami istri dan saat ini
Tia sedang hamil. Tia berulangkali meminta Anton menikahinya, tetapi Anton
selalu menolak dan mencari alasan. Tia syok dan kecewa
saat dilabrak oleh istri Anton. Setelah insiden tersebut akhirnya Anton
mengakui dirinya sudah punya istri dan anak,tetapi dia sangat mencintai Tia,
singkat cerita Tia akhirnya dinikahi sirih oleh Anton tanpa restu istri
pertamanya.
Tia
berhenti dari pekerjaannya karena sudah hamil besar, tak lama kemudian Anton
dipecat dari kantornya dan diusir oleh istri pertamanya. Anton saat ini menjadi pengangguran dan tidak punya
tempat tinggal. Ia sering menginap di rumah Tia sampai akhirnya Tia hamil dan
melahirkan anak kedua. Sebenarnya Tia malu dengan keadaan ini,
tapi rasa cintannya pada Anton membuatnya cuek dan fokus
pada rumah tangganya. Anton sulit mendapatkan pekerjaan,
dan perekenomian mereka semakin buruk, Tia memutuskan
untuk bekerja dan Anton yang menjaga anak-anak di rumah. Di lingkungan tempat
tinggal mereka, masyarakat setempat akhirnya tahu bahwa Tia dan Anton adalah
pasangan suami istri yang tidak sah, dan mereka mengusir Anton. Saat Tia
bekerja Anton yang menjaga anak-anak, hanya saja tidak menginap di rumah Tia. Saat
Tia bekerja, Anton yang dulu baik kini suka memukuli anak kandungnya sendiri.
Awalnya Tia tidak percaya akan hal itu.,
tetapi Tia juga tidak melakukan apapun, ia tetap bertahan dengan Anton. Penderitaan
yang dialami Tia dan anaknnya tidak sampai di sini, akta kelahiran kedua
anaknya hanya tercantum nama ibunya, dan juga saat anaknya memasuki usia
sekolah, banyak sekolah yang menolaknya. Tia harus memohon belas kasihan kepada
kepala sekolah untuk memperbolehkan anaknya sekolah disitu.
Tidak
sampai di situ kisah Tia, Tia hamil untuk ketiga kalinya setelah apa yang
dilakukan Anton. Meskipun Anton sempat diusir oleh tetangganya dan status
pernikahan mereka tidak jelas Tia masih mau menerima Anton. Ketika hamil besar,
Tia masih bekerja untuk menghidupi anak-anaknya. Bahkan anak-anaknya kurang
kasih sayang karena dirinya harus bekerja hingga larut malam. Tia sempat ingin
mengahiri hidupnya, tetapi ia masih bertahan demi anak-anaknya.
(Sumber : Majalah Kartini Edisi 2258, Oh
Mama Oh Papa, “Anak-anakku menderita karena aku menikah melalui jalan pintas)
3. Analisis Kasus
Pada
kasus diatas tentang seorang wanita yang kami sebut dengan inisial “T” sebagai
subjek yang akan dianalisis dengan menggunakan pendekatan terapi psikososial. T
seorang wanita yang dinikahi sirih karena hamil diluar nikah oleh seorang
laki-laki yang sudah beristri. Dalam perjalanan rumah tangga yang tidak sah tersebut
T memiliki 3 orang anak, suaminya menjadi pengangguran saat mereka baru
memiliki anak pertamanya dan T memutuskan untuk bekerja mencari nafkah. Saat T
bekerja suaminya terkadang tega memukul anak nya. T juga mengetahui perilaku
suaminnya, tapi T masih saja percaya dan mau hidup bersama suaminya hingga T
hamil ketiga kalinya. Akibat pernikahan tidak sah tersebut anak pertamanya
mengalami kesulitan saat masuk sekolah karena di akta kelahirannya tidak
tercantum nama ayahnya (orang tua tunggal).
Berdasarkan
analisis kami, pendekatan yang sesuai untuk T pada kasus tersebut yaitu
menggunakan:
1.
Pendekatan
psikodinamika cenderung fokus pada analisis pengalaman masa lalu. Sasaran
terapi dari psikodinamika adalah untuk membantu motif-motif yang tidak disadari
dalam diri seseorang menjadi disadari, karena hanya dengan menyadari
motif-motif dalam dirinyalah individu dapat melakukan pilihan. Dalam penggunaan teknik ini
mengupayakan agar “T” menyadari kesalahan dimasa lalunya, seperti: bertahan
hidup dengan suaminya hingga hamil anak ke3 dari pernikahan yang tidak sah,
padahal anak pertamanya mengalami kesulitan saat pertama mendaftar sekolah
gara-gara tidak memiliki ayah di akta kelahiran.
2.
Pendekatan
psikologi belajar (behavioris) fokus pada lingkungan sebagai faktor utama yang
mempengaruhi proses belajar seseorang. Kasus yang dialami “T” terjadi karena
adanya hambatan-hambatan dalam proses belajar “T” terhadap pernikahan tidak
sahnya.
Teknik yang digunakan yaitu teknik
pengubahan perilaku. Salah satu contohnya yaitu teknik Advice and intructions yaitu melalui prosedur nasehat
dan arahan kepada klien
dalam memecahkan masalah-masalahnya.
3.
Pendekatan
kognitif memandang bahwa tingkah laku manusia
sebagai manifestasi dari perasaan sebagai hasil dari pengolahan kognitif
seseorang. Pada kasus “T” ada
hambatan-hambatan dalam proses mentalnya, ketika secara nyata suaminya terbukti
menyakiti anak-anaknya, “T” tidak menunjukkan respon yang wajar terhadap perilaku suaminya.
.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar